Monday 8 October 2007

But I won't be home again.
Maybe someday you'll look up,
And, barely conscious, you'll say to no one:
"Isn't something missing?"

You won't cry for my absence, I know -
You forgot me long ago.
Am I that unimportant...?
Am I so insignificant...?
Isn't something missing?
Isn't someone missing me?

[CHORUS]
Even though I'd be sacrificed,
You won't try for me, not now.
Though I'd die to know you love me,
I'm all alone.
Isn't someone missing me?

Please, please forgive me,
But I won't be home again.
I know what you do to yourself,
Shudder deep and cry out:
"Isn't something missing?
Isn't someone missing me?"

[CHORUS]

And if I bleed, I'll bleed,
Knowing you don't care.
And if I sleep just to dream of you
And wake without you there,
Isn't something missing?
Isn't something...

hold on to me love

you know I can't stay long

all I wanted to say was I love you and I’m not afraid

can you hear me?

can you feel me in your arms?



holding my last breath

safe inside myself

are all my thoughts of you

sweet raptured light it ends here tonight



I’ll miss the winter

a world of fragile things

look for me in the white forest

hiding in a hollow tree (come find me)

I know you hear me

I can taste it in your tears



holding my last breath

safe inside myself

are all my thoughts of you

sweet raptured light it ends here tonight



closing your eyes to disappear

you pray your dreams will leave you here

but still you wake and know the truth

no one's there



say goodnight

don't be afraid

calling me calling me as you fade to black



Can you forgive me again?
I don't know what I said
But I didn't mean to hurt you

I heard the words come out
I felt like I would die
It hurt so much to hurt you

Then you look at me
You're not shouting anymore
You're silently broken

I'd give anything now
to hear those words from you

Each time I say something I regret I cry "I don't want to lose you."
But somehow I know that you will never leave me, yeah.

'Cause you were made for me
Somehow I'll make you see
How happy you make me

I can't live this life
Without you by my side
I need you to survive

So stay with me
You look in my eyes and I'm screaming inside that I'm sorry.

And you forgive me again
You're my one true friend
And I never meant to hurt you

langit senja semburatkan jingga

jatuh dipelukan bumi nan fana

indah namun sekilas pandang

hilang ditelan kelam

ingin meraup bayu namun tak kuasa

lepas tak berbekas

tinggal sisa tak berarti

membekas di memory tak mau pergi

kuncup yang tengah mekar

kan segera layu lalu mati

tanpa beban yang berarti

hanya sejejak luka disejarah nafasnya

liku hidup pahit manis tlah dirasa

namun tak jua berbuah indah

hanya luka yang selalu menghampirinya

alangkah malangnya

tak sepotong hati pun mau mengerti

tak satu pun yang mau serta

meski hanya sesaat…..tak pernah ada

tak ada akhir manis yang didapat

hanya kecewa dan perih yang diterima

diakhir perjalanannya

awal hidup yang sulit tlah dijalani

bertahan tertatih meski semua tak abadi

mau tak mau harus jua pergi

jalan hidup seorang anak manusia

yang bergulat dengan sakit dan luka

yang mewarnai sepanjang hidupnya

hingga tibanya nanti menutup mata

tegar diluar tuk keluarga tercinta

maski hancur diluar yang dirasa

raga ringkih itu kan segera tiada

meninggalkan segenap cinta dan sisa cita

tak ingin ada dendam sepeninggalnya

Lima

Sepuluh

Atau mungkin lima belas tahun lagi

Surat ini ‘kan sampai di tanganmu

Ah..terlambat

Satu dasa warsa

Kamu melenggang di dalam duniamu sendiri

Masihkah aku merajai fikiranmu?

Dulu

Kutawarkan seperangkat alat sholat terbayar tunai

Kamu jawab dengan kepergianmu esok hari

Aku waktu itu

Bagai lelaki tak berharga diri lelaki

Kemana harus kusembunyikan rasa malu

Cuma..

Dewasaku menuntun hati

Berharap

‘Kamu pasti kembali’

Ah..terlambat

Perempuanku

Dengarkan permintaanku kali ini

Surat ini

Kutulis dengan nafas terakhir yang tersisa

Dengan segenap kerinduan yang membuncah dari dada

Dengan segenap kebencian yang terlahir dari perpisahan kita

Aku…

Aku marah

Aku kesal

Bukalah hati ini

Pasti yang kamu temui adalah bongkahan perasaan yang membatu oleh rasa benciku padamu

Mengapa kisah cinta kita terhenti sepuluh tahun lalu?

Kenapa kamu lebih memilih menukarkan pernikahan kita dengan ambisi?

Ah kasihku

Kuharap

Aku masih berhak

Menuntut itu semua darimu

Tahukah kamu

Makin hari

Cintaku sedalam lautan

Makin hari

Aku sesak oleh penantian

Penuh…

Hatiku penuh olehmu

Kasihku…

Dimanakah kamu kini sekarang?

Ah.. terlambat

Seperti laron

Tinggal sepasang sayap

Ketika kamu kembali

Kamu hanya akan menemukan namaku

Aku telah pergi

Jauh…

Tanpa cintamu

Tanpa pernikahan kita

Hanya sesal

Penyesalan itu…

Berserak kelopak kenanga di tanah
dan melati menari di rambut ikalku
tetapi bukan pesta pernikahan,
tak hanya kali ini
setiap hari aku memiliki bunga
sebuah jatuh, sebuah tumbuh
selalu berganti

Seringkali kau memintaku untuk tersenyum
dan menuliskannya dalam sebuah puisi
Tetapi hujan, seperti juga air mataku, menghapuskan baris-baris
keriangan itu
Aku tak lagi dapat tertawa dengan benar
Berhargakah sesuatu yang salah?
Hanya akan dibuang. Kau tahu?

Seringkali kau memintaku untuk tersenyum
dan menarikannya dalam sebuah lagu
Tetapi tubuhku koyak
Matamu menghunjam tulangku yang berdarah

Sepertinya
aku
tak pernah
mengenalimu.

Ini tidak seperti perpisahan,
barangkali pertemuan ruh kita yang lain
Lalu kita mengenalkan diri kembali
Hari ini aku berganti nama, seruku
Kau pun tersenyum dengan mata yang sedih

Sejak awal kita percaya bahwa hati tak kekal
Hingga dalam sebuah dongeng kita mengikat
benang merah pada jari
Tali yang hanya kita lihat sendiri
Ia indah karena maya, tetapi benarkah kita tak bahagia?

Kini bagianmu, berangkatlah lebih dahulu
Aku tak ingin pergi, jawabmu
Kaulah yang harus meninggalkan aku
Aku tak ingin pergi sebelum kau berjanji,
tak akan memanggilku lagi

Genap setahun sosok itu telah pergi dari hidupku
Tak lagi menghias bola mataku, tak lagi mewarnai hari-hariku
Dan sejak saat itu hingga detik ini
Ada kekosongan kurasakan dipojokan hatiku
Aku kehilangan separuh semangatku, setengah kekuatanku

Kutepiskan kegundahanku, kucoba tutupi lukaku
Kukepakkan sayapku, kulangkahkan kakiku
Aku terbang, berlari, melompat, tertawa dan bernyanyi
Namun pada akhirnya aku lelah terus mengingkari
Bahwa selama setahun ini aku hanya berpura-pura bahagia

Banyak yang berubah sejak dia datang
Cintanya telah meracuni hatiku
Disatu sisi aku bahagia, disisi lain aku menangis
Walau kerap memberikan duka dan airmata
Dia telah menempati ruang khusus dihatiku

Dia telah melukaiku begitu dalam, perih hingga kini
Namun dia telah mengajariku bagaimana menyembuhkan luka
Dia menghadirkan kebencian dihatiku
Namun dia memberi aku kekuatan untuk mampu memaafkan
Dia bukanlah segala-galanya bagiku, bukan yang paling berharga
Tapi dia telah menjelma menjadi garam dihari-hariku
dan ketika dia pergi dari hidupku
semua menjadi terasa begitu hambar

Dia memang telah pergi dari sisiku
Tak tahu dimana kini berada
Tak terlihat………………….
Tak mampu kusentuh………
Tak terdengar ……………..
Namun kenangan dan bayangannya tak pernah pergi dari sisiku
Selalu mengikuti setiap waktu
Begitu dekat……..begitu nyata
Hampir tak bisa aku bedakan dengan bayanganku sendiri

Genap setahun…….
Selama itu juga aku mencoba berlari
Meninggalkan semua yang pernah terukir
Semakin aku mencoba semakin aku ingin kembali

Pojokan hatiku kini kosong melompong
begitu sunyi….dingin dan membeku
tak seorangpun…..bahkan sosok itu sendiri
boleh mengisi dan mengantikan keberadaannya
sampai kapanpun……………………
karena pojokan itu telah menjadi miliknya dahulu
dan akan menjadi milik bayangannya, sekarang dan selamanya

Rintik air langit pagi ini mengingatkan indahnya tawa yang kulihat saat senja

Ku tahu itu dingin

Namun sangat menyejukkan hati gersang sang musafir yang telah berkelana dua puluh dua waktu

Aku semakin takut…

Aku semakin cemas…

Kecemasan bukan untuk kematianku

Tapi ketakutan akan senyum redup perempuanku

Sapa aku perempuan sebelum mati menjemputku.

Aku sendiri… Berjalan di belantara kehidupan Menapaki ilusi jiwaku merenda impian kosong yang tak kunjung nyata Menanti kereta masa depan menjemput asaku Asa yang tak pernah kutemui titik cahayanya Yang dapat menerangi liangku esok Aku sendiri…. Berdiri tegak di tengah kekerasan Melapangkan dada di tengah kelemahanku Aku takut jika ketakutan makin membunuhku Perlahan…Namun pasti ! Semua terlihat jelas ! Bagaimana kehancuran akan datang padaku Menghampiri hidupku Aku sendiri… Di sudut ruang gelap merengkuh diri dalam kegelapan Menutup diri dalam tangisan derita Tanpa seorang pun tahu ! bagaimana aku harus kuat melawan semuanya Dengan kesendirian ? Aku sendiri… terpuruk…tersungkur…lalu terjatuh… Hei…! KAU….!! Padahal Kau tahu apa yang aku rasakan Tapi, mengapa kehidupan makin pahit kurasa? Kehidupan ini lebih pahit dari empedu Entah empedu manusia Atau binatang sekalipun ! Tak akan ada yang menyamainya Masihkah otak ciptaan-Mu ini dapat membantuku ? Bah ! Berfikir normalpun aku tak mampu Aku terlalu hancur dengan derita yang datang bertubi-tubi Katakan Padaku ! Apa yang sepatutnya aku lakukan ? Meratapkah ? Menangiskah ? Atau hanya diam saja ? Hanya untuk menunggu Malaikat Izroil-Mu Mencabut nyawaku dengan kasar ? Jawablah ! Aku mohon…! Aku tahu tidak sepatutnya aku menanyakan hal ini pada-Mu Pada siapa lagi ? Apakah harus pada matahari-Mu ? Hah ! Dia saja tak mampu memeprtahankan diri Pada saat senja menariknya tenggelam Apakah harus pada Rembulan-Mu ? Sama saja ! Dia tak akan mampu melewan fajar Atau hruskah pada selain-Mu ? Oh, tidak !!! Hanya Kau yang aku miliki Hanya Kau yang dapat membantuku Jika aku boleh memilih… Bolehkah aku tidur dengan damai dalam peluk-Mu ?