Monday 8 October 2007

Berserak kelopak kenanga di tanah
dan melati menari di rambut ikalku
tetapi bukan pesta pernikahan,
tak hanya kali ini
setiap hari aku memiliki bunga
sebuah jatuh, sebuah tumbuh
selalu berganti

Seringkali kau memintaku untuk tersenyum
dan menuliskannya dalam sebuah puisi
Tetapi hujan, seperti juga air mataku, menghapuskan baris-baris
keriangan itu
Aku tak lagi dapat tertawa dengan benar
Berhargakah sesuatu yang salah?
Hanya akan dibuang. Kau tahu?

Seringkali kau memintaku untuk tersenyum
dan menarikannya dalam sebuah lagu
Tetapi tubuhku koyak
Matamu menghunjam tulangku yang berdarah

Sepertinya
aku
tak pernah
mengenalimu.

No comments: