Monday 8 October 2007

SUNYI YANG BERBICARA

August 7th,2006.15:19
Apakah semua yang aku lakukan adalah karena sebatas pengharapan?



Bagian Pertama:

Bawa aku pada ketinggian yang tidak terlihat mata

Pada bingkai kebebasan, kita pertengkarkan, kita hempaskan

Dan aku bertanya, kenapa langit semakin tinggi dari pada dahulu? Hanya untukku?

Kembang gula masih terasa manis

Pun Dandaleon seringan angin menembus waktu

(adakah bekas nyata jejakku dalam gurauan senyummu dan guratan lukamu?)

Atau semua sudah menjadi abu?

Musim, musim lagi, kembali kemusim lagi

Suatu hari nanti, aku akan menjadi bayangan yang berlari ditengah

Terang……

August 23rd,2006.18:16
Bagian Kedua:

Kabut Masa Lalu.

Ada seringai takut bila tersapa hati, untuk terasa.

Kepercayaan yang membeku

Takut salah mengerti apa yang kusebut cinta dan duri

Mengikatnya erat-erat dalam bayanganku, jangan terbang

Akan terlihat orang yang tidak paham. Terbilang hitam dalam semua

Ayat-ayat Tuhan.



Aku katakan tentang dinding, tentang jaring

“retakkah?”

Waktu. Retakkah?

Begitu sepi,

Hanya bayangan bidadari. Peri.

Menghitam dalam bayangku, terikat atas nama kesucian Tuhan



Takut salah mengerti apa yang kusebut cinta dan duri

Aku buat dinding, merangkai jaring

“retakkah?”

August 30th,2006.17:10
Bagian Ketiga

Melipat sesosok angan yang terpenjara dalam kitab maha kuasa

Menyimpan pada sudut sunyi

Dilangit , dilaut, diudara

Bukankah semau itu luas?

Mungkin memang tidak diberi tempat melipat sosok yang sudah terpenjara dalam

Kitab.

Hilangkan sesosok angan, Tuhan…

Sebuah permintaan untuk hal yang telah Kau tuliskan

Sept 2nd,2006.17:59
Bagian Keempat:

Kelabu Biru
Saya…berjalan dengan mimpi saya dikejauhan yang tidak terkejar mata

Saya menjadi kelabu dengan sentuhan biru di serambi dunia saya anggap kelabu

Saya hanyalah saya, dari jendela langit yang penuh cahaya sampai pintu malam

Yang sesak hitam

Dengan mimpi kejauhan yang tidak terkejar mata. Saya…saya, bertanya

“titik disudut mana bagian saya?”

Untuk bisa terbaca…

No comments: