Monday 8 October 2007

Aku sendiri… Berjalan di belantara kehidupan Menapaki ilusi jiwaku merenda impian kosong yang tak kunjung nyata Menanti kereta masa depan menjemput asaku Asa yang tak pernah kutemui titik cahayanya Yang dapat menerangi liangku esok Aku sendiri…. Berdiri tegak di tengah kekerasan Melapangkan dada di tengah kelemahanku Aku takut jika ketakutan makin membunuhku Perlahan…Namun pasti ! Semua terlihat jelas ! Bagaimana kehancuran akan datang padaku Menghampiri hidupku Aku sendiri… Di sudut ruang gelap merengkuh diri dalam kegelapan Menutup diri dalam tangisan derita Tanpa seorang pun tahu ! bagaimana aku harus kuat melawan semuanya Dengan kesendirian ? Aku sendiri… terpuruk…tersungkur…lalu terjatuh… Hei…! KAU….!! Padahal Kau tahu apa yang aku rasakan Tapi, mengapa kehidupan makin pahit kurasa? Kehidupan ini lebih pahit dari empedu Entah empedu manusia Atau binatang sekalipun ! Tak akan ada yang menyamainya Masihkah otak ciptaan-Mu ini dapat membantuku ? Bah ! Berfikir normalpun aku tak mampu Aku terlalu hancur dengan derita yang datang bertubi-tubi Katakan Padaku ! Apa yang sepatutnya aku lakukan ? Meratapkah ? Menangiskah ? Atau hanya diam saja ? Hanya untuk menunggu Malaikat Izroil-Mu Mencabut nyawaku dengan kasar ? Jawablah ! Aku mohon…! Aku tahu tidak sepatutnya aku menanyakan hal ini pada-Mu Pada siapa lagi ? Apakah harus pada matahari-Mu ? Hah ! Dia saja tak mampu memeprtahankan diri Pada saat senja menariknya tenggelam Apakah harus pada Rembulan-Mu ? Sama saja ! Dia tak akan mampu melewan fajar Atau hruskah pada selain-Mu ? Oh, tidak !!! Hanya Kau yang aku miliki Hanya Kau yang dapat membantuku Jika aku boleh memilih… Bolehkah aku tidur dengan damai dalam peluk-Mu ?

No comments: